PLC adalah singkatan dari pityriasis lichenoides chronica, suatu jenis penyakit kulit berupa ruam yang jarang diketahui penyebabnya. Kondisinya dapat berkisar dari bentuk kronis yang relatif ringan sampai serangan akut yang lebih parah. Bentuk kronis ringan, yang dikenal sebagai PLC tadi, ditandai dengan perkembangan secara bertahap dari tanpa gejala sampai adanya papula kecil yang akan merata sendiri dan hilang dalam beberapa minggu. Di sisi lain, bisa juga terjadi kondisi akut, di mana papula akan berkembang menjadi lepuh dan kulit menjadi berwarna merah-coklat, berbintik. Bentuk akutnya disebut pityriasis lichenoides et varioliformis acuta (PLEVA).
Penyakit ini paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, biasanya muncul sebelum usia 30, dan nampaknya lebih sering terjadi pada laki-laki.
Penyebab lichenoides pityriasis belum diketahui, tetapi ada 3 teori utama:
■ Suatu reaksi inflamasi dipicu oleh agen infeksi
■ Suatu bentuk gangguan proliferasi/perbanyakan sel T (suatu sel dalam system imun)
■ Suatu reaksi hipersensitivitas kulit
Jadi, pada intinya, penyakit ini adalah semacam penyakit karena gangguan sistem imun tubuh yang bereaksi secara abnormal berlebihan. Dan melihat penyebabnya ini, penyakit ini relatif kronis dan bertahan cukup lama, dan mungkin tidak bisa sembuh sepenuhnya kecuali kondisi sistim imun membaik dan menjadi normal.
PLC sendiri memiliki perjalanan klinis yang lebih ringan daripada PLEVA. Lesi PLC mungkin muncul selama beberapa hari, minggu atau bulan. Lesi pada berbagai tahap dapat terjadi pada satu waktu.
■ Awalnya papul merah muda kecil terjadi yang berubah menjadi coklat kemerahan
■ Biasanya terdapat suatu lapisan seperti mika menempel pada pusat spot, yang dapat terkelupas dan menyebabkan permukaan kulit mengkilap berwarna coklat kemerahan.
■ Selama beberapa minggu tempat lesi mendatar secara spontan dan meninggalkan tanda coklat, yang memudar selama beberapa bulan.
PLC paling sering terjadi pada batang tubuh, pantat, lengan dan kaki, tetapi juga dapat terjadi pada tangan, kaki, wajah dan kulit kepala. Berbeda dengan PLEVA, lesi PLC tidak menyakitkan, gatal atau iritasi. Seringkali pasien dengan PLC mengalami kekambuhan, yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Bagaimana pengobatannya?
Penyakit Lichenoides pityriasis mungkin tidak selalu berespon baik terhadap pengobatan dan kekambuhan sering terjadi jika pengobatan dihentikan. Jika ruam tidak menyebabkan gejala, sebenernya tidak diperlukan pengobatan. Dalam kasus di mana pengobatan diperlukan, ada beberapa terapi yang tersedia. Saat ini direkomendasikan terapi lini pertama meliputi:
■ Paparan sinar matahari, dapat membantu untuk mengatasi lesi namun sengatan matahari harus dihindari.
■ Steroid topikal untuk mengurangi iritasi. Namun, belakangan mulai muncul kekuatiran terhadap adanya potensi efek samping, sehingga mulai ada saran untuk memberikan Immunomodulators topikal nonsteroid.
■ Immunomodulators topikal seperti tacrolimus atau pimekrolimus. Salep tacrolimus dioleskan dua kali sehari telah berhasil digunakan untuk mengobati pasien dengan PLC.
■ Oral antibiotik. Antibiotik yang paling umum digunakan adalah eritromisin dan tetrasiklin. Antibiotik ini telah digunakan untuk mengobati baik PLC maupun PLEVA. Antibiotik digunakan untuk mencegah infeksi yang mungkin terjadi akibat lesi-lesi di kulit tersebut.
Terapi lini kedua digunakan jika lini pertama tidak berhasil, yang meliputi:
Fototerapi, yaitu pengobatan dengan radiasi ultraviolet buatan dengan UVB atau PUVA, dan telah digunakan dengan berbagai keberhasilan baik pada pasien dengan PLEVA dan PLC.
Terapi lini ketiga diberikan jika kondisinya sudah cukup berat, yang meliputi:
Pemberian steroid sistemik, methotrexate (suatu penekan system imun) diberikan secara oral atau melalui suntikan IM, acitretin, dapson, atau ciclosporin.
Apakah bisa disembuhkan?
Sulit untuk memastikannya, tetapi pada sebagian pasien penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya, jika system imun menjadi normal lagi. Namun perkembangan penyakit ini sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Mungkin ada yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh atau mengalami resolusi, dan ada yg bertahun-tahun. Ada yang sering kambuh, dan ada yang jarang-jarang kambuh. Pengobatan yang ada cenderung untuk mengatasi gejala saja, sehingga jika tidak ada gejala yang mengganggu, pengobatan tidak diperlukan. Jadi, lebih baik berpikir positif tentang penyakit ini. Stress emosional kadang justru memicu kekambuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar